Kadang langkahmu tersandung salah, saat persimpangan menawarkanmu bimbang. Ataupn saat diri bertekad utk berbenah, dan menata lagi semua yg pernah salah.
Jangan pernah merasa jemu dan lelah,
Meski penat kadang mendera ragamu,
Meski sakit menohok ulu hatimu,
Ataupn beranda hatimu membasah oleh rinai luka dan airmata.
Teruslah berjalan,
Tautkan semua yg kau rasakan kepada RABB mu, agar tiada yg tercecar dan terjaga kerahasiaannya.
Meski jawaban tak kau temukan sesegera inginmu, namun yakinlah,,,
DIA mendengarmu,
DIA melihatmu,
dan DIA tahu kapan menjawab semua itu.
Karena kesakitan, kekecewaan dan kesulitan adalah cara-Nya utkmu menyadari peran-Nya dlm hidupmu.
Bersabarlah,,, karena DIA selalu tahu apa yg engkau butuhkan, dan apa yg terbaik utkmu. Semua akan indah pada waktu-Nya. Waktu yang DIA kehendaki, waktu yg DIA tahu, kapan dirimu menerima karunia-NYA yg INDAH.
Jangan pernah merasa jemu dan lelah,
Meski penat kadang mendera ragamu,
Meski sakit menohok ulu hatimu,
Ataupn beranda hatimu membasah oleh rinai luka dan airmata.
Teruslah berjalan,
Tautkan semua yg kau rasakan kepada RABB mu, agar tiada yg tercecar dan terjaga kerahasiaannya.
Meski jawaban tak kau temukan sesegera inginmu, namun yakinlah,,,
DIA mendengarmu,
DIA melihatmu,
dan DIA tahu kapan menjawab semua itu.
Karena kesakitan, kekecewaan dan kesulitan adalah cara-Nya utkmu menyadari peran-Nya dlm hidupmu.
Bersabarlah,,, karena DIA selalu tahu apa yg engkau butuhkan, dan apa yg terbaik utkmu. Semua akan indah pada waktu-Nya. Waktu yang DIA kehendaki, waktu yg DIA tahu, kapan dirimu menerima karunia-NYA yg INDAH.
"
Puisi Ketika Cinta Bertasbih oleh Sheikh Jalaluddin al-Rumi"
Cinta adalah kekuatan,
yang mampu mengubah duri jadi mawar,
mengubah cuka jadi anggur,
mengubah sedih jadi riang,
mengubah amarah jadi ramah,
mengubah musibah jadi muhibbah,
itulah cinta..
Dideklamasikan oleh Ayyatul Husna
—–
Sekalipun cinta telah ku uraikan,
dan ku jelaskan panjang lebar,
namun jika cinta kudatangi,
aku jadi malu pada keteranganku sendiri…
meskipun lidahku telah mampu menguraikan,
namun tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang..
sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya..
kata-kata pecah berkeping-keping,
begitu sampai kepada cinta..
dalam menguraikan cinta,
akal terbaring tak berdaya,
bagaikan keldai terbaring dalam lumpur..
cinta sendirilah yang menerangkan cinta dan percintaan..
Dideklamasikan oleh Anna AlthaFunnisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar