Bismillah,
Makhluk yg pertama kali Diciptakan Allah subhanahu wa ta'ala adalah al-Qalam. Dg al-qalam, Allah menuliskan takdir manusia dlm Lauhil Mahfuzh, induk segala kitab.
Salah satu yg tertulis di sana, adalah jodoh. Jadi, jodoh adalah sebuah ketetapan dari Allah Azza wa Jalla. Ia akan datang, meskipun saat ini barangkali kita belum siap, atau tak juga datang meskipun kita merasa sangat siap. Seorang guru saya pernah mengatakan, pernikahan itu ibarat kematian, kita tak bisa memprediksi, hanya bisa mempersiapkan.
Jadi, sikap terbaik menghadapi hal yg satu ini adlah TAWAKAL. Tetapi, jgn abaikan ikhtiar. Ikhtiar sangat perlu, hanya saja, Allah memiliki sifat Qudrat dan Iradat yg perlu kita hadapi dgn kepasrahan.
Ada beberapa pandangan saya mengenai pernikahan :
1. Pernikahan adalah bentuk ibadah, jd jgn pernah ada kata ITSAR dlm pernikahan. Jika ada seorang meminang, dan secara dien dia baik, kemudian kita merasa mantap, mengapa kita menolaknya?
2. Sebuah ibadah, bisa diterima atau tidak, tergantung NIAT dan cara pelaksanaannya. Maka, nikah bukanlah akhir dr perjalanan hidup seseorang. Ia bahkan awal dr sebuah perjalanan yg melelahkan. Niat bisa berubah di tengah2 proses, bahkan menjelang akhir proses, kematian. Maka, mari kita selalu meng-up-grade niat, dan memperbaiki cara kita berinteraksi dg pasangan kita, meski usia pernikahan sdh tak terbilang muda. Lima tahun, sepuluh tahun, tiga puluh tahun..
3. Nikah adalah separuh dien. Jika baik, ia adalah separuh jln menuju surga. Tetapi jika buruk, maka ia adalah separuh jln menuju neraka. Na'udzubillahi min dzaalik.
4. Nikah bukanlah sebuah pesta pora. Bukanlah prestasi. Bukanlah sebuah kemenangan. Bukanlah sesuatu yg harus dipamerkan. Jadi, jagalah sikap kita. Seringkali para pasangan muda terlalu over memamerkan kemesraannya di hadapan org2 yg masih lajang.
5. Ketika kita menikah, amanah kita bertambah. Ketika punya anak, semakin bertambah lagi.
Maka, hisab kita di akhirat kelak, akan semakin panjang. "Bagaimana engkau bersikap terhadap pasanganmu, anak2mu, mertuamu, adik-kakak iparmu, dst.." Jadi, wahai para lajang, yg telah ingin menikah namun karena takdir Allah, pasangan belum datang, sesungguhnya beban antum wa antunna kelak di akhirat, jauh lbh ringan daripada para ibu, para bapak, yg kerepotan dgn tanggung jawab anak2 mereka.
Bukankah Surga itu jauh lebih indah daripada apapun? Bukankah surga, dan ridho-Nya, adalah tujuan utama setiap manusia? Sedangkan menikah, berkeluarga, hanyalah sarana. Ketika Allah menakdirkan kita untuk tetap lajang, sesungguhnya jika kita ridho, maka Allah pun إن شآء الله ridho kpd kita. Krn telah memberikan beban yg lebih ringan utk menuju surga tanpa tanggung jawab tambahan dr pasangan dan anak2.
6. Akan tetapi, menikah tetaplah harus diusahakan. Ikhtiar hrs dioptimalkan. Maka para ikhwan, mari berusaha lbh kuat dlm mencari ma'isyah. Ayo bekerja lbh keras lagi dalam meng-up grade diri. Jangan bermalas-malasan. Lihatlah deretan para akhwat yg tengah menanti..kasihan sekali mereka karena antum seringkali terlalu byk pertimbangan. Ayo bina para lelaki yg lain, agar mereka bisa se-sholeh antum, krn bagaimanapun juga, populasi lelaki sholeh saat ini begitu sedikit dibanding perempuan sholihah. Dan para perempuan sholihah, ayo perkuat diri, bersiaplah menjadi Ummu Sulaim-Ummu Sulaim baru, yg mampu menghijrahkan Abu Thalhah dan menjadikan keislaman Abu Thalhah sebagai mahar pernikahan mereka. Dan wahai para murabbi dan murabbiyyah marilah kita berpikir lbh keras, lbh keras dan lbh keras lagi..agar kita mampu mengikhtiarkan perjodohan saudara-saudari kita, dg proses yg indah dan bersih. والله أعلم بالصواب
#LeoNal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar