وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
“…..dan ketahuilah, sesungguhnya pertolongan (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala) itu bersama kesabaran, dan jalan keluar (dari kesulitan) selalu bersama kesulitan (itu sendiri), dan kemudahan selalu menyertai kesusahan”.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang paham akan ummatnya telah memberikan resep yang manjur untuk mengobati rasa galau ini. Oleh karena itu alangkah baiknya kita menyimak, menghafalkan, serta mengamalkan dzikir yang diajarkan oleh Nabi ‘alayhis sholatu was salam ketika hati ini dirundung kegalauan, kegundahan, atau kesedihan.
Dari ‘Abdulloh ibnu Mas’ud radliyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang muslim ditimpa oleh kegalauan atau kesedihan lalu ia mengucapkan:
- اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.
(artinya: “Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa). Ubun-ubunku di tangan-Mu, hukum-Mu berlaku padaku, qadha’Mu adalah adil bagiku. Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama (baik) Mu yang telah Engkau namai diri-Mu dengannya, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, hendaklah kiranya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya di dadaku, penghilang kesedihanku serta penghilang kegalauanku”)
Melainkan Allah ta’ala akan menghilangkan kegalauannya dan kesedihannya kemudian menggantinya dengan kegembiraan. Salah seorang bertanya: “Wahai Rasululloh, bolehkah kami mempelajarinya?” Beliau menjawab: “Ya sudah seharusnya orang yang mendengar do’a tersebut mempelajarinya”. (Al-Musnad, HR Imam Ahmad I/391)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar