Bismillaahirrahmaanirrahiim
ISTERI : "Mas ga sedih kan kita kembali hidup miskin seperti sekarang ini?"
SUAMI : "Ya enggak lah"
ISTERI : "Mas ga marah lagi sama Allah kan?"
SUAMI : "Ya percuma aja Mas marah sama Allah, gak da yang bisa melawan kuasa-Nya, kecuali kehendak-Nya sendiri"
ISTERI : "Terima kasih ya Mas (sambil tertunduk)"
SUAMI : "Terimakasih untuk apa ?"
ISTERI : "Terimakasih untuk membawa aku tamasya, dalam petualangan yang seru sempat menikmati rizki Allah dengan melimpahnya rahmat-Nya kepada keluarga kita Mas"
SUAMI : "Adik nyindir Mas, atau marah sama Mas?"
ISTERI : "Adik serius Mas, semua yang kita alami selama berumah tangga ini, pahit dan manisnya, adik anggap ini cara Allah memperkenalkan diri-Nya kepada kita"
SUAMI : "Apa yang sudah adik kenali dari Allah?"
ISTERI : "Bahwa Allah itu Maha Kuasa, gak mungkin melawan takdir-Nya, bahwa Allah maha berkendak maka Allah angkat dan jatuhkan kita atas keinginan-Nya"
SUAMI : "Apa Allah sedang menjatuhkan kita sekarang?"
ISTERI : "Apakah bisa di bilang Allah sedang menjatuhkan kita, jika kita di perintahkan mencium tanah untuk bersujud kepada-Nya? Apakah puncak Shalat itu ketika sedang berdiri Mas?"
SUAMI : "Ya menurut Mas begitu"
ISTERI : "Tapi jika ketika kita sedang tidak mampu, kita bisa menggantikan puncak tersebut dengan duduk, atau berbaring
sejajar dengan tanah, bukan itu yang tertinggi Mas"
SUAMI : "Terus di mana ?"
ISTERI : "Justru ketika kita sedang tersungkur bersujud mencium bumi, itulah puncak tertinggi Shalat kita Mas. Ketika manusia merendahkan segala kesombongannya dan harus mencium bumi Allah"
SUAMI : "Subhanallah!"
ISTERI : "Kita sekarang berada di puncak kehidupan kita Mas, kemiskinan kita adalah puncak terindah dari kehidupan yang kita alami"
SUAMI : "Tapi terasa pahiiiiiiiiiit"
ISTERI : "Sepahit lidah syuhada yang pucat, menatap kilatan tebasan pedang yang memenggal lehernya"
SUAMI : "Inilah nasib Mas yang terindah dan Mas tidak ingin memberikannnya pada siapapun. Sekarang Mas ikhlas,....ikhlas,..... (sambil tertawa lirih berlinang air mata....)"
ISTERI : "Sabar ya Mas,.... adik akan terus berada disini di samping Mas. InsyaAllah, selama Mas tetap dalam syariat-Nya..."
SUAMI : "Iya dik,.... Makasih udah nemenin Mas selama ini"
"Ya Allah izinkan hamba tetap mendampinginya dalam kondisi apapun keadaanya" Aamiin ya Rabbal'alaamiin"
.
ISTERI : "Mas ga sedih kan kita kembali hidup miskin seperti sekarang ini?"
SUAMI : "Ya enggak lah"
ISTERI : "Mas ga marah lagi sama Allah kan?"
SUAMI : "Ya percuma aja Mas marah sama Allah, gak da yang bisa melawan kuasa-Nya, kecuali kehendak-Nya sendiri"
ISTERI : "Terima kasih ya Mas (sambil tertunduk)"
SUAMI : "Terimakasih untuk apa ?"
ISTERI : "Terimakasih untuk membawa aku tamasya, dalam petualangan yang seru sempat menikmati rizki Allah dengan melimpahnya rahmat-Nya kepada keluarga kita Mas"
SUAMI : "Adik nyindir Mas, atau marah sama Mas?"
ISTERI : "Adik serius Mas, semua yang kita alami selama berumah tangga ini, pahit dan manisnya, adik anggap ini cara Allah memperkenalkan diri-Nya kepada kita"
SUAMI : "Apa yang sudah adik kenali dari Allah?"
ISTERI : "Bahwa Allah itu Maha Kuasa, gak mungkin melawan takdir-Nya, bahwa Allah maha berkendak maka Allah angkat dan jatuhkan kita atas keinginan-Nya"
SUAMI : "Apa Allah sedang menjatuhkan kita sekarang?"
ISTERI : "Apakah bisa di bilang Allah sedang menjatuhkan kita, jika kita di perintahkan mencium tanah untuk bersujud kepada-Nya? Apakah puncak Shalat itu ketika sedang berdiri Mas?"
SUAMI : "Ya menurut Mas begitu"
ISTERI : "Tapi jika ketika kita sedang tidak mampu, kita bisa menggantikan puncak tersebut dengan duduk, atau berbaring
sejajar dengan tanah, bukan itu yang tertinggi Mas"
SUAMI : "Terus di mana ?"
ISTERI : "Justru ketika kita sedang tersungkur bersujud mencium bumi, itulah puncak tertinggi Shalat kita Mas. Ketika manusia merendahkan segala kesombongannya dan harus mencium bumi Allah"
SUAMI : "Subhanallah!"
ISTERI : "Kita sekarang berada di puncak kehidupan kita Mas, kemiskinan kita adalah puncak terindah dari kehidupan yang kita alami"
SUAMI : "Tapi terasa pahiiiiiiiiiit"
ISTERI : "Sepahit lidah syuhada yang pucat, menatap kilatan tebasan pedang yang memenggal lehernya"
SUAMI : "Inilah nasib Mas yang terindah dan Mas tidak ingin memberikannnya pada siapapun. Sekarang Mas ikhlas,....ikhlas,..... (sambil tertawa lirih berlinang air mata....)"
ISTERI : "Sabar ya Mas,.... adik akan terus berada disini di samping Mas. InsyaAllah, selama Mas tetap dalam syariat-Nya..."
SUAMI : "Iya dik,.... Makasih udah nemenin Mas selama ini"
"Ya Allah izinkan hamba tetap mendampinginya dalam kondisi apapun keadaanya" Aamiin ya Rabbal'alaamiin"
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar