Senin, 10 September 2012

(˙°●. Engkaulah Wanita yang Allah pilih untuk ku .●°˙)

Dalam Istikharaku ku menemukan dirimu dan mengenalmu

Duhai Dinda...

hati ini ketika harus menunggu dan menunggu dalam cobaan penantian cinta ini, ku coba memberanikan diri untuk menemui kedua orang tuamu untuk meminang dirimu.

Duhai Dinda...

Ku tau ku belum mengenalmu, siapa dirimu dan bagaimana kehidupanmu hingga bagaimana keluargamu. Tapi ku tetapkan tekad ku untuk tetap meminangmu, wanita yang Allah pilih untuk ku.

Duhai Dinda...

Dikala rindu menyapa dan dikala bayang-bayangmu datang menghampiriku, bukanlah suara mu yang menjadi obat rindu ataupun sms mu yang menghilangkan rasa ini, akan tetapi do'a kepada-Nya yang akan menenangkan dan meredakan rasa ini.

Duhai Dinda..

Sempat aku bertanya kepada ibunda tercinta tentang dirimu.

Aku: Bunda bolehkah anakmu menikah dengan orang diatas umurku? apakah bunda merestui hubungan ini?

Bunda: Alhamdulillah boleh nak. Bunda merestui hubunganmu, jika itu pilhanmu dan pilahan yang telah Allah tetntukan.

Lalu ku coba untuk mengirim pesan kepadamu untuk menanyakan dimana alamat rumahmu. Bukan karena Aku ingin mengajakmu tapi aku ingin menemui Ayahmu untuk meminta ijin meminangmu dan meminta restu kepada keluargamu, sempat ku berkata kepada calon mertuaku.

Aku: Assalamu'alaikum pak, sebelumnya kedatangan saya kemari untuk meminta restu dan ijin meminang putri bapak?

Bapakmu: Wa'alaikumussalam nak, atas niat apa engkau datang kemari sehingga engkau berani meminang anakku tercinta?

Aku: Niat saya meninang putri bapak karena Allah. Ayahanda saya teringat akan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi”
(HR Bukhari dan Muslim).

Bapakmu: benar nak. Kapan kau akan meminangnya?

Aku: Insya Allah secepatnya.

Bapakmu: aku akan merestui hubungan kalian berdua.

Duhai Dinda...

Kini ku dapatkan restu dari kedua orang tuamu, hanya tinggal menunggu kapan kita akan melakukan pernikahan ini. Kini kau telah putuskan tanggal dan bulan serta tahun yang telah kau tentukan.

Duhai Dinda...

aku ingin bertanya kepadamu tentang acara pernikahan ini.

Aku: Dinda apakah kau setuju jika pernikahan ini hanya sederhana?

Dinda: ya kanda, tidak usah terlalu istimewa. cukup ada wali, orangtua kita, sama saksi.

Aku: Apakah kau tidak kecewa?

Dinda: Tidak kanda, untuk apa kecewa. Pernikahan itu tidak usah istimewa tapi dihari pernikahan itulah yang istimewa, karena kau telah mengucap suatu ijab dan qabul yang menghalalkan cinta ini.

Duhai Dinda...

Mengayuh bahtera biduk rumah tangga ini tidaklah mudah, kita akan menghadapi berbagai macam masalah mulai masalah kecil hingga masalah besar tapi kita tidaklah berputus asa. Ku akan mengajakmu memohon dan meminta kepada-Nya. Janganlah kau bosan dengan ku, yaitu suamimu yang sederhana dan tidak terlalu istimewa.

Duhai Dinda...

Engkaulah Wanita yang telah Allah pilihkan untuk sebagai tempat perlabuhan cintaku.


..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar