Senin, 04 Maret 2013

Berakhir Senyap



Senja itu mentari bersinar kuning keemasan
tatapan mereka penuh arti
sekumpulan bunga-bunga dan rusa yang menawan
jabat erat tangan seperti merengkuh sejuta pesona dewa
namun, perlahan, mentari itu pun terbenam
hanya menyisakan kelam di kala malam akan menjelang

jabat pun kian terasa hampa
senyum pun merekah menjadi benci
perlahan, hanya bayang yang disentuh
pada telapak tangan ini

dan, pada pembaringan,
tidur sendiri seorang bocah
menanti sayang bukan karena keharusan
tulus menyinari seperti mentari
namun, mentari menghilang
hanya menyisakan senyap

malam pun kian merayapi jiwa-jiwa yang sepi
atau pada bongkahan tawa para pemuja cinta

seorang bocah terbangun di kala malam
melihat rembulan yang indah
menyimpan sejuta misteri hidup
yang hanya dipahami para kelelawar

ia pun tidur kembali
memasuki dunia mimpi
dan tidak terbangun kembali

di esok pagi...
yang ia cari tidak ada di sana,
di indahnya sang purnama
di hangatnya sang mentari...

purnama berubah menjadi durjana
mentari menjadi kilatan api nereka
semuanya hanya fatamorgana...

namun semua kembali indah
ketika nyanyian sang ibu mendamaikan hatinya..

ibu, oh, ibu
betapa purnama dan mentari itu mempesona,
bukan segalanya
hanya sayang dan cintamu
melebih segalanya di dunia ini

semuanya hanya fatamorgana
sungguh, hanya kepadamu ibu,
dirinya bisa berubah

hanya engkau yang bisa menghapus sakit menjadi bahagia
lara menjadi surga
hanya marahmu yang sangat berarti baginya
bukan orang lain selain dirimu
apalagi diriku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar